Ini Gambaran Hotel Billiton dari Zaman Belanda sampai Era Indonesia

PETABELITUNG.COM - Hotel Billiton berada di jantung ibukota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Lokasi hotel tersebut merupakan sebuah tempat bersejarah.
Pada awalnya, lokasi tersebut adalah tempat berdirinya rumah Kapiten Cina Ho A Yun.
Keberadaan rumah tersebut tergambar dalam peta Tanjungpandan tahun 1878.
Dalam peta tersebut rumah Kapiten Ho A Yun ditandai dengan nomor 12 dan pada keterangan legenda ditulis 'woning Kapitein-Chinees'.
Namun kemudian pada peta Tanjungpandan tahun 1894, bangunan tersebut tidak lagi diberi nama.
Memasuki abad ke-20, eks rumah Kapiten Ho A Yun masih juga tergambar dalam peta.
Hanya saja fungsinya tampak sudah berubah menjadi sociëteit atau gedung pertemuan.
Fungsinya sebagai gedung pertemuan masih tetap bertahan hingga era kemerdekaan Indonesia.
Hal ini tampak dalam peta Tanjungpandan tahun 1951.
Dalam peta tahun 51 tersebut rumah kapiten telah disatukan dalam satu area bersama kantor pusat perusahaan timah NV GMB.
Namanya juga telah berubah, dari sociëteit menjadi Wisma Ria.
Petabelitung.com bersyukur bisa mendapatkan foto lawas Wisma Ria tahun 50-an.
Merujuk pada foto tersebut tampak gedung eks rumah Kapiten Ho A Yun tampak megah dengan enam pilar besar pada bagian berandanya.
Kini gedung tersebut difungsikan menjadi ballroom Hotel Billiton.
Pilar-pilar besar dalam bangunan tersebut masih bisa dijumpai hingga sekarang.
Seperti apa gambaran dalam peta dan foto-foto lawas?
Simak berikut ini :

Gambaran rumah Kapiten Ho A Yun dalam peta Tanjungpandan tahun 1878 ditandai dengan nomor 12. repro petabelitung.com 2018/Leiden University Libraries Digital Collections.

Bangunan rumah Kapiten Ho A Yun dalam peta Tanjungpandan tahun 1894. repro petabelitung.com 2018/Leiden University Libraries Digital Collections.

Bangunan rumah Kapiten Ho A Yun dalam peta Tanjungpandan tahun 1951 diberi nama sociteit. repro petabelitung.com 2018/ERTS Juli 1951.

Foto Wisma Ria eks rumah Kapiten Ho A Yun. Diperkirakan foto ini diambil pada era tahun 50-an atau 60-an. repro petabelitung.com 2018/koleksi Bapak Ismail/Wahyu Brata.