Ini Kisah Foto Kuno Duyung di Belitung, Mulai dari Bentuk Moncongnya yang Aneh Sampai Nasib Pria Dalam Foto
PETABELITUNG.COM - Foto berikut ini adalah foto seekor duyung di Tanjungpandan, Kabupaten Belitung pada abad ke-19.
Duyung biasa juga dikenal dengan sebutan dugong.
Penduduk Belitung menyebut hewan mamalia ini duyong.
Foto di atas dimuat dalam buku Herinneringen aan Blitong karya Cornelis de Groot, terbitan tahun 1887.
Dalam buku tersebut, foto dimuat pada lampiran yang terletak pada halaman 388 dan 389.
De Groot menulis hewan ini dengan tulisan Duyong, sama seperti yang dituturkan oleh penduduk Belitung.
Menurut De Groot, nama ini merupakan nama dari bahasa Melayu.
Pada masa itu, Duyong mudah ditemui karena mereka datang ke pantai-pantai berpasir untuk memakan rumput laut.
"Duyong ditangkap di Tanjung-Pandang, disembelih dan dagingnya dijual, saya memakannya sebagai bestik yang enak." kata De Groot dalam bukunya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa foto yang dimuat dalam bukunya tersebut memiliki ukuran 3,072 meter.
De Groot juga mendeskripsikan sosok pria yang berpose menginjak duyung hasil pancingannya.
Pria itu ternyata adalah seorang penduduk lokal Belitung, yang juga seorang pemancing muda dari Tanjugpandan.
"Bumiputra dengan kaki kiri pada duyung adalah pemancing muda dari Tanjung-Pandang, yang kemudian menjadi Opas pada Asisten-Residen," kata De Groot.
Bila diperhatikan lebih detil bentuk moncong duyong pada foto di atas tampak aneh.
Namun De Groot sudah memperkirakan kemungkinan asumsi tersebut.
Ia pun memberikan catatan kaki dalam bukunya.
Menurutnya, moncong tersebut bukan bentuk asli, melainkan sudah diperbaharui pasca dipancing.
"Moncongnya,tanpa mengorbankan kebenaran, agak diperbarui demi kejelasan," kata De Groot.
Menurut De Groot, penangkapan duyung dilakukan di pesisir pulau Belitung yang perairannya sepi.
Beberapa contoh lokasinya antara lain di utara dalam teluk Sembulu dan Balok, juga di antara pantai barat Belantu dan pulau-pulau di sekitarnya.(*)
Seorang pemancing muda dari Tanjungpandan sedang berpose dengan duyong hasil pancingannya. repro petabelitung.com 2019/Cornelis de Groot, 1887. |
Penulis : Wahyu Kurniawan.
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabelitung.com.