Kenangan di Pohon Saga Bukit Samak Manggar, Ternyata Ini Permainan Favorit di Zaman Dahulu

PETABELITUNG.COM - Anak Manggar mana dari era 50-an sampai 90-an yang tak mengenal pohon Saga di bukit Samak. Buah saga (Adenanthera pavonina) ukurannya kecil, berkulit keras, dan berwarna merah.

Anak-anak suka mengumpulkan buah yang jatuh dari tangkai pohonnya untuk dijadikan alat permainan. Bahkan ada yang dibawa pulang untuk digoreng sangrai dan dimakan seperti cemilan kuaci.

Tak jauh dari pohon pohon saga itu terdapat bukit kecil untuk area bermain. Salah satunya yakni bermain perosotan dari pelepah pohon kelapa kering, permainan anak Manggar tempo dulu yang sangat disukai.

Begitulah penuturan dari om Saiful dan om Yan saat mereka mengenang memori di area pohon saga bukit Samak, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Keduanya adalah anak Manggar era 60-an.

Pohon-pohon saga itu sengaja ditanam pada masa perusahaan timah N.V. Billiton Maatschappij (BM). Penanamannya dilakukan dipinggir jalan Emplesemen/komplek perumahan karyawan N.V. BM Manggar. Kemudian setelah tahun 1958 komplek tersebut menjadi komplek karyawan PN.Timah. Hingga sekarang pohon pohon saga itu masih tampak subur walau umurnya sudah lebih dari seabad.

Selain pohon saga, terdapat pula pohon lain yang ditanam pada masa kolonial Belanda. Tanaman tersebut sengaja dibawa dari luar pulau Belitung untuk tujuan tertentu. Salah satu contohnya yakni pohon keruing.

Penanaman pohon keruing sering dilakukan di daerah yang banyak mengadung timah, atau sengaja ditanam sebagai pohon penanda. Sampai sekarang pohon-pohon keruing itu masih hidup walau usianya sudah ratusan tahun. Contohnya bisa dijumpai di jalan menuju pantai Tambak, Kecamatan Damar.

Mantan karyawan PT Timah bagian water leading pabrik es Manggar, Mukri mengatakan ada seorang pengusaha atau Anemer yang ditunjuk N.V. BM untuk menanam dan merawat pohon di emplesement Samak. Pengusaha itu bernama Phiang Kui.(*)

Nara sumber:

Syaiful Abu Hasan

Alfran Noor Abu Hasan (om Yan)