Libur Sampai 3 Hari, Ini Catatan Suasana Imlek di Pulau Belitung pada Tahun 1927
PETABELITUNG.COM - Tahun Baru Imlek di pulau Belitung biasa juga dikenal dengan sebutan Konyen.
Perayaan Tahun Baru Cina ini sudah berlangsung lama.
Catatan mengenai suasana perayaan tahun baru ini di Belitung sudah ditulis hampir seabad yang lalu.
Sikonnya hampir sama seperti yang terlihat pada abad ke-21.
Saat Tahun Baru Imlek kondisi pasar biasanya sepi lantaran pedagang Tionghoa libur.
Kondisi yang sama juga terjadi pada masa lalu di mana setiap warga Tionghoa tidak bekerja sama sekali selama tiga hari.
Bahkan kondisi tersebut bisa berlangsung hingga lebih dari seminggu pada situasi tertentu.
Simak kutipan dari catatan tersebut berikut ini :
"Tahun Baru, yang jatuh pada bulan Januari atau Februari, dirayakan besar-besaran, maka tiga hari betul-betul tidak dipakai untuk bekerja, makanan dimasak sebelumnya, bahkan lantai tidak disapu, sebab kalau disapu artinya kebahagiaan ikut disapu. Kutukan-kutukan tidak boleh diucapkan, kata-kata celaka tidak boleh diucapkan, karena dia akan mendapatkannya sendiri, apa yang diinginkannya untuk orang lain.
Hari pertama Tahun Baru Cina dirayakan antar keluarga, di hari kedua berikutnya antar teman-teman dengan saling mengucapkan “Semoga lebih kaya dan panjang umur”. Bila tahun sebelumnya banyak memberi keuntungan dan kebahagiaan, maka pestanya diperpanjang kadang-kadang sampai tanggal 15 dari bulan pertama, jadi bulan purnama. Hari tersebut adalah Cap Gomeh yang dirayakan dengan pawai lentera, dimana lambing kesuburan yaitu naga dipertontonkan."
Kutipan di atas ditulis dalam buku Gedenkboek Billiton Jilid 2, terbitan tahun 1927. Terjemahan buku ini bisa kalian peroleh di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Belitung.
Semoga bermanfaat.(*)
Tulisan tentang Tahun Baru Imlek dalam buku Gedenkboek Billiton Jilid 2. repro petabelitung.com 2019/Gedenkboek Billiton Tweede deel, 1927. |
Penulis : Wahyu Kurniawan.
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabelitung.com