2 Rokok Tradisional Ini Dulu Sempat Digunakan di Pulau Belitung, Efeknya Bikin Adong Tertawa
PETABELITUNG.COM - Penduduk lokal pulau Belitung ternyata sejak lama telah membuat rokok secara tradisional. Namun rokok-rokok tersebut sudah hampir hilang ditelan masa.
Setidaknya ada dua jenis rokok tradisional yang dulu sempat berkembang di pulau Belitung. Kedua rokok tersebut adalah rokok Temiang Berani dan rokok Segak Tunggal.
Informasi mengenai dua jenis rokok tradisional Belitung itu kami peroleh di Desa Air Selumar Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kalian bisa melihat penjelasannya dalam video yang dilampirkan di akhir tulisan ini.
Adalah Adi Darmawan alias Adong yang menceritakannya. Ia adalah ketua HKm Arsel Community yang mengelola objek wisata Bukit Peramun.
Adong mengatakan rokok Temiang Berani dibuat dari tanaman bernama Temiang Berani Laki-laki dan Temiang Berani Perempuan.
Dua jenis akar tanaman tersebut dijemur, kemudian dilinting menjadi rokok dan diisap beramai-ramai.
Rokok ini disebut memiliki efek halusinasi yang membuat pengisapnya menjadi berani.
Dulu rokok tersebut digunakan untuk berperang.
Akar Temiang Berani juga sering digunakan untuk membuat anak-anak menjadi berani saat menjalani prosesi sunat.
Namun penggunaannya bukan lewat rokok, tapi dimandikan ke anak yang besunat. Tradisi rokok tradisional ini kini sudah hilang dan tidak digunakan lagi oleh masyarakat.
Satu rokok lagi yakni rokok Segak Tunggal. Rokok tradisional ini dibuat dari tanaman rotan Sega'. Penggunaannya terbatas pada kalangan tertentu. Anak muda yang masih lajang bahkan tidak dianjurkan untuk mengisap rokok ini.
"Karena efeknya bikin barang hidup terus, dak mati-mati," kata Adong sambil tertawa.
Ternyata rokok ini diramu khusus untuk vitalitas para suami. Penawarnya cukup dengan meminum banyak air putih.
Namun sama seperti rokok Temiang Berani, rokok Segak Tunggal juga sudah tidak pernah digunakan lagi oleh masyarakat. Adong bahkan hanya mendapati ceritanya saja dari orang-orang tua di kampungnya.(*)
Foto ilustrasi. Judul asli foto ini yakni 'Chinese mijnwerkers bij de tinmijnen te Manggar op Biliton'. repro petabelitung.com 2019/Leiden University Libraries Digital Collections KITLV 106598/CC BY 4.0. |
Penulis: Wahyu Kurniawan
Editor: Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com.