Menilik Tradisi Permainan Beripat di Pulau Belitung (Bagian 2)
PETABELITUNG.COM - Berikut ini adalah catatan mengenai permainan Beripat yang ditulis dalam buku terbitan tahun 1887.
Penulis bukunya adalah Cornelis de Groot.
Ia merupakan salah satu pionir perusahaan timah Belitung pada tahun 1851.
Buku tersebut ditulis berdasarkan pengalamannya selama di Belitung.
Judul bukunya Herinneringen aan Blitong (Belitung dalam Kenangan)
Deskripsi mengenai permainan Beripat ditulisnya pada halaman 326.
Ia menulis permainan tersebut dengan tulisan - běripat.-
Simak deskrispnya berikut ini :
Yang namanya beripat yaitu suatu permainan dengan rotan, dapat dipandang sebagai pertandingan, walau cendrung agak kasar. Pada undangan pesta, para pemuda diberikan kesempatan untuk menunjukkan semangat kesatria mereka. Dua orang pemuda bersenjata tongkat tipis dari rotan sega’ menempatkan diri saling berhadapan dan saling mencambuk sampai salah seorang takluk dan lawannya menjadi pemenang, dan menarik mata para gadis ketika ia melempar pinggangnya sebagai pahlawan hari itu. Yang bertanding dalam beripat tidak boleh marah, dan bila itu terjadi maka para orangtua akan melerainya. Setelah pertandingan mereka tetap berteman baik, walau terluka. Pemuda yang kami lihat dengan luka di badan dan mukanya merasa bangga seperti mahasiwa Jerman pada lukanya yang diperoleh dalam duel. Setelah menikah, mereka tidak ikut lagi dan menyerahkan pertandingan itu kepada yang muda-muda. Pesta ini berlangsung sampai larut, sebagai variasi dibunyikan musik sederhana dan ditawari jajanan semacam kue panggang dari nasi dengan gula merah atau dengan air tebu, atau keladi dengan madu.(*)
Permainan Beripat di halaman rumah Pak Jemari, Desa Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung tahun 2018. repro petabelitung.com 2019/Haryanto 2019 |
Penulis: Wahyu Kurniawan
Editor: Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com