Potret Lawas Tradisi Betamat Ngaji di Buding Tahun 1941
PETABELITUNG.COM - Foto di atas diambil dalam sebuah pelaksanaan tradisi Betamat Ngaji di Buding, Kabupaten Belitung Timur.
Tampak dalam foto tersebut adalah keluarga Saman.
Latar waktu pengambilan fotonya yakni Tanggal 7 September 1941.
Sumber foto berasal dari Tamzil Mat Adi.
Mantan guru Sekolah Rakyat (SR) 2 Manggar M. Dja'i mengisahkan tentang tradisi Betamat Ngaji ini.
Tradisi ini berkembang di tengah masyarakat pulau Belitung yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam.
Bertamat Ngaji atau hatam Qur'an adalah suatu acara yang diadakan setelah si anak selesai belajar atau fasih dalam membaca Al Qur'an.
Dalam acara Betamat ini biasanya ditampilkan hiasan bernama Kembang Teluk.
Hiasan ini berisikan telur ayam rebus yang dibungkus keras warna-warni dan kemudian digantung pada sebatang lidi kabung.
Jumlahnya yang banyak kemudian dikemas menyerupai kembang yang diletakkan di atas sebuah wadah.
Selain kembang teluk, dalam tradisi Betamat juga disajikan ayam panggang yang merupakan salah satu simbol dalam acara tersebut.
Anak yang menjalani tradisi Betamat sering disebut Penganten.
Mereka biasanya didandani dengan busana muslim, memakai sorban layaknya seperti pakaian Arab.
Tradisi ini dilaksanakan secara turun temurun, bahkan katanya sudah ada sejak agama Islam ada di pulau Belitung.(*)
Acara betamat ngaji keluarga Saman di Buding, Kabupaten Belitung Timur pada Tanggal 7 September 1941. repro petabelitung.com 2019/Tamzil Mat Adi. |
Nara Sumber: M. Dja'i., Mantan guru SR 2 Manggar. (biasa dipanggil pak Boy). repro petabelitung.com 2019/Rico Pebrico 2019. |
Editor: Wahyu Kurniawan
Sumber: facebook Rico Pebrico.