Ternyata Kediaman Raja Sampura di Belitong Disebut Berada di Sungai Kubu, Simak Catatan Kunonya
PETABELITUNG.COM - Masih ingat kisah tentang Balai Besar Raja Sampura di Belitong? Ulasannya tempo hari telah mengusik rasa penasaran banyak warganet. Rasa penasaran itu utamanya menyangkut lokasi Balai Besar Raja Sampura. Bagi kalian yang belum sempat baca, silahkan klik dulu link di bawah ini.
Catatan Kuno Tentang Balai Besar Raja Sampura di Belitong Deskripsinya Mirip Istana Kota Bharu Malaysia
Baik.
Kita lanjut ya guys.
Berdasarkan penelusuran petabelitung.com diketahui bahwa keterangan mengenai lokasi kediaman Raja Sampura di Belitong berada di Sungai Kubu.
Bagaimana ceritanya?
Begini.
Seorang pedagang muda (Ondercoopman) VOC bernama Jan de Harde tiba di Belitung pada tanggal 31 Juli 1668. Saat itu ia berlabuh di perairan Balok. Dalam laporannya ia menulis nama tempat itu dengan nama Boacko atau Baalko. Di sana ia mendapat informasi bahwa di Balok terdapat seorang pangeran dari Palembang yang menjadi Kepala untuk pulau Belitong. Dari Kepala tersebut ia kemudian mendapat informasi mengenai Raja Sampura yang dicarinya.
"Bahwa Padalong atau Raja Sampura masih 2 hari berlayar dari tempat ini di sungai Coubou, ke perumahan kayunya," demikian terjemahan bebas dari catatan Jan de Harde.
Lebih lanjut Jan de Harde mengaku mendapat keterangan bahwa Raja Sampura bukannya raja negeri Belitong.
"Raja Sampura bukan Raja dari negeri Belitong, tapi bekas seorang wakil komandan di Bangka yang diusir oleh penguasa Palembang, dan kemudian pindah ke Belitung dan menetap di sungai Kubu," kata Jan de Harde dalam laporannya.
Catatan ini kemudian dikomfirmasi lagi dalam sebuah laporan kedua Jan de Harde dalam sebuah perjalanan tahun 1672. Saat itu ia kembali ke Belitung dan langsung menuju sungai Kubu untuk mencari Sampura. Namun ia tidak berhasil menemukannya. Malah kapalnya diserang oleh sekelompok nelayan yang menyamar dan menyebabkan satu anak buahnya meninggal.
Laporan Jan de Harde tahun 1872 sewaktu tiba di Tanjung Kubu. F.W. Stapel 1938/repro petabelitung.com 2020. |
Hasilnya ditemukan satu jejak pemakaman kuno yang berjarak sekitar 3,1 kilometer dari Jeramba Kubu (jembatan Kubu). Situs itu tepatnya berada di daerah Aik Ranggong. Di sana Haryanto menemukan setidaknya puluhan makam kuno dengan nisan kayu dan batu. Sayang belum banyak informasi yang kami peroleh mengenai makam kuno tersebut.
Namun yang jelas, kawasan itu berada sangat dekat dengan hutan mangrove dan rawa-rawa. Selain itu terdapat sungai kecil yang berjarak sekitar 250 meter dari pemakaman kuno tersebut.
Apaka pemakaman kuno itu adalah bekas kediaman Sampura di Belitong?
Kami belum bisa pastikan.
Yang jelas kajian lebih mendalam masih harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Mengenai arti kata Kubu.
Dalam glosarium buku Cornelis de Groot disebutkan.
Bahwa Kubu adalah tembok bumi (aardenwal) atau benteng (verschansing).
Arti kata Kubu dalam glosarium buku Cornelis de Groot terbitan tahun 1887. repro petabelitung.com 2020. |
Potret pemakaman tua Aik Ranggong dokumentasi 2018. Haryanto/repro petabelitung.com 2020. |
Sebuah peta kuno berbahasa Arab-Melayu yang menunjukkan lokasi sungai Kubu di Belitong. repro petabelitung.com tahun 2020. |
Nah sekian dulu ya guys, ulasan tentang Kediaman Raja Sampura di Belitong. Ulasan ini setidaknya bisa memberikan kalian gambaran mengenai masa lalu di Belitong 352 tahun silam. Validasi atas catatan kuno Jan de Harde beserta ulasan ini masih harus terus dilakukan. Agar kita mendapatkan gambaran yang lebih mendekati kebenaran.
Selamat berimajenasi guys. Cintai sejarah dan budaya Belitong sebagai bagian dari kekayaan sejarah Indonesia.
Semoga bermanfaat.(*)
Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com