Menilik Bait Sjair Poelau Belitoeng: Opas Berbaris di Muka Pintu, Menteri di Dalam Isap Cerutu
PETABELITUNG.COM - Sja'ir Poelau Belitoeng merupakan karangan H. Sutan Ibrahim pada tahun 1918 dan diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1920 di Batavia. Syair ini dimuat dalam buku berjudul Tjerita Si Kantan dan Sja'ir Poelau Belitoeng.
Dalam Syair Pulau Belitung terdapat dua bait yang mendeskripsikan bangunan yang disebut "Hoofdwacht". Secara harfiah artinya pelindung utama. Letaknya disebut berada tidak jauh dari gedung Hoofdkantoor yang sekarang dikenal dengan sebutan Jam Gede.
Simak baitnya berikut ini :
"Hoofdkantoor" nama roemah dikiri,
Tempat pegawai sepandjang hari;
Menghitoeng timah gadji diberi,
Selama maatschappij masih berdiri.
Tidak djaoeh dari sitoe,
Seboeah roemah berlantai batoe;
Opas berbaris dimoeka pintoe,
Menteri didalam isap tjeroetoe.
"Hoofdwacht" diseboet orang disini,
Orang berkelahi hidoep dan fani;
Kesitoe dibawa lontjeng berboenji,
Begitu dilakoekan sampainja kini.
KPSB Peta Belitung sempat menyelenggarakan bedah buku Sja'ir Poelau Belitoeng pada Desember 2019 lalu. Namun agak ragu menentukan titik Hoofdwacht yang disebutkan dalam syair tersebut. Sebab jejaknya bisa dibilang tidak tampak lagi.
Akhirnya kami mendapatkan sejumlah buah foto yang tampak sangat sesuai dengan yang disebutkan dalam syair. Informasi Foto tersebut kami peroleh dari saudara Dian di Manggar dan merupakan arsip dari Bapak Zikril Kepala Satpol PP Kabupaten Belitung Timur.
Sayang tidak ada keterangan foto maupun tanggal yang tertera di dalam foto tersebut. Namun hampir dipastikan titiknya berada di sekitar Pos Polisi di Tugu Satam Tanjungpandan.
Simak foto-fotonya berikut ini :
Berdasarkan foto di atas dapat kita ketahui bahwa bangunan Hoofdwacht memiliki dua lantai. Lalu perhatikan foto sisi kanan Jam Gede yang terdapat sebuah bangunan berlantai dua.
Jadi kemungkinan besar Hoofdwacht yang dimaksud dalam Syair Pulau Belitung tersebut berada di sisi kanan Jam Gede. Dulu bangunan itu menghadap ke arah pasar yang sekarang menjadi areal Tugu Satam beserta plazanya.
Sekian dulu ya guys ulasannya.
Semoga bermanfaat.(*)
Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com
Baca Artikel Terkait: