Resensi Buku Koleksi Museum Pemerintah Kabupaten Belitung
PETABELITUNG.COM - Judul: Buku Koleksi Museum Pemerintah Kabupaten Belitung
Penulis: Tim Penulis (Wahyu Hidayat, Salim. YAH, Adi Febriatna, dan Hadiansyah)
Penerbit: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung
Tahun terbit: 2008
Tebal halaman: IX + 77 halaman
Pada buku ini, diuraikan soal koleksi-koleksi yang ada di Museum Kabupaten Belitung. Akan tetapi sebelum memasuki bagian utama tentang koleksi museum, tim penulis buku ini terlebih dahulu membukanya dengan penjelasan Belitung secara umum, seperti sejarah Belitung.
Pada bagian sejarah Belitung ini, dinarasikan bahwasanya sebelum kedatangan bangsa Eropa, di Belitung pernah berkuasa beberapa kerajaan lokal, seperti Kerajaan Badau, Balok dan Belantu. Di antara kerajaan tersebut, Kerajaan Badau dianggap sebagai kerajaan pertama yang menguasai Pulau Belitung dan sekitarnya.
Selanjutnya, kerajaan lain yang pernah berkuasa di Pulau Belitung ialah Kerajaan Balok. Ki Agus Gede Ja’kub dianggap sebagai penguasa Kerajaan Balok pertama dengan gelar Depati Cakraningrat I (1618-1661). Pada masa Depati Cakraningrat III (1696-1700), Pulau Belitung dibagi ke dalam empat ngabehi (setingkat kecamatan), yaitu Ngabehi Badau, Sijuk, Belantu, dan Buding.
Saat kedatangan Belanda, diangkatlah Pangeran Syarif Muhammad sebagai kepala daerah Belitung pada tahun 1821. Kemudian pada tahun 1823, Pangeran Syarif Muhammad digantikan oleh Pangeran Syarif Hasjim. Pada tahun 1890, Pulau Belitung dibagi ke dalam lima distrik, yakni Tanjungpandan, Buding, Manggar, Gantung, dan Dendang.
Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1935. Belitung dibagi menjadi dua distrik, yaitu Distrik Belitung Barat dipimpin oleh KA. Mohammad Joesoef dan Distrik Belitung Timur dipimpin oleh Sulaiman. Dapat dikatakan hingga 10 April 1942, Pulau Belitung dibawah hegemoni penuh pemerintahan Hindia Belanda.
Pada bagian selanjutnya, tim penulis Buku Koleksi Museum Pemerintahan Kabupaten Belitung sudah mulai memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan Museum Belitung. Dijelaskan bahwasanya kehadiran Museum Belitung tidak bisa dilepaskan dengan dikeluarkannya Surat Perintah Menteri Pertambangan RI Tahun 1959 kepada setiap perusahaan tambang di Belitung, Bangka, dan Singkep untuk mendirikan museum. Menindaklanjuti surat perintah tersebut, Direktur Utama Tambang Timah Belitung Ir. MEA. Apitule menugaskan Dr. R. Osberger untuk membangun museum di lingkungan pertambangan Belitung. Semenjak itu, mulai diadakan persiapan, berupa rapat-rapat dan observasi. Dalam kurun waktu dua tahun atau pada tahun 1961, segala persiapan telah rampung. Kemudian, diputuskan untuk melakukan pembangunan museum di daerah Tanjungpandan. Berubah dari rencana awal yang akan dibangun di Kelapa Kampit. Arkian pada 2 Maret 1962, museum pertambangan ini diresmikan oleh Ir. Kurnadi Kartaatmadja selaku Presiden Direktur Perusahaan Penambangan Timah di Belitung.
Sejalan dengan perkembangan zaman, museum ini menyimpan berbagai koleksi. Koleksi pilihannya berupa koleksi geologi, koleksi biologi, etnografi, keramik, numismatika, dan heraldika. Untuk koleksi geologi, Museum Kabupaten Belitung menyimpan maket-maket (tiruan) yang berkaitan dengan pertambangan timah di Belitung. Selain maket-maket, koleksi geologi juga mencakup berbagai jenis bebatuan.
Kemudian untuk koleksi biologi, terdapat kebun binatang di belakang bangunan utama Museum Kabupaten Belitung. Pada koleksi etnografi, Museum Kabupaten Belitung menyimpan berbagai kelengkapan yang dipakai oleh penduduk Belitung, seperti gantang, nyiru, bakak, ambin, pakaian pengantin Cina, lemari hias, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, Museum Kabupaten Belitung juga terdapat koleksi keramik. Baik keramik lokal yang dipakai oleh penduduk Belitung pada zaman dahulu, maupun keramik asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Tak ketinggalan pula, keramik-keramik dari Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) terdapat di museum ini.
Untuk koleksi numismatika dan heraldika, Museum Kabupaten Belitung menyimpan koleksi uang kertas, uang logam, uang paku, stempel kerajaan, stempel VOC, keris dan pedang. Terkhusus untuk koleksi uang kertas berasal dari zaman ORI (Oeang Republlik Indonesia) dan zaman Jepang, sedangkan untuk uang logam berasal dari zaman kolonial.
Begitulah adanya berbagai macam koleksi yang terdapat di Museum Kabupaten Belitung. Pada buku ini, diterangkan pula akan perlunya Museum Kabupaten Belitung untuk terus membenah diri menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang kian kompleks.
Secara umum, Buku Koleksi Museum Pemerintah Kabupaten Belitung ini menjelaskan berbagai macam koleksinya dengan jelas dan mendetail. Lebih-lebih, penjelasan koleksi tersebut dilengkapi dengan gambar pendukung. Pada bagian belakang buku, tak lupa juga dicantumkan berbagai bahan referensi dalam menulis buku.(*)
Penulis : Dony Agustio Wijaya
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com
Foto cover buku dan halaman koleksi geologi Buku Koleksi Museum Kabupaten Belitung. Repro by Dony Agustio Wijaya/petabelitung.com. |
Halaman kolofon Buku Koleksi Museum Kabupaten Belitung. Repro by Dony Agustio Wijaya/petabelitung.com. |
Halaman koleksi keramik dalam Buku Koleksi Museum Kabupaten Belitung. Repro by Dony Agustio Wijaya/petabelitung.com. |
Halaman koleksi biologi dalam Buku Koleksi Museum Kabupaten Belitung. Repro by Dony Agustio Wijaya/petabelitung.com. |
Konten Terkait :